From Trip to Friendship : Kiluan Bay (Part 1)
07:20
Tahun baru
Koin baru
Berawal dari keinginan yang sangat kuat untuk pergi berlibur, aku dan teman-teman memutuskan untuk mengadakan sebuah pertemuan di tempat rahasia (inisialnya canton park).
Disana kami membahas tempat-tempat yang patut dikunjungi dan tentunya sesuai dengan kocek
HOREEEE...
#langsungsyukuran
Setelah dipastikan Teluk Kiluan yang akan menjadi destinasi kami kedepan, kami mulai menyusun tanggal yang pas. Tanggal 32 Desember menjadi usulan pertama, tapi dikarenakan tanggal tersebut belum ada di kalender, jadi kami menggantinya menjadi tanggal 1 Januari.
Kami resmi memulai petualangan perdana kami dari tanggal 1-4 Januari.
Membayangkan liburan perdana ke pantai membuatku tak bisa tidur.
Bukan karena excited, melainkan karena bunyi kembang api yang bersahut-sahutan.
... dan tanggal 1 Januari pun tiba.
Setelah mengisi perut dan tas, kami pun bergegas menuju stasiun. Tak lupa sebelum pergi, kami meminta doa restu
Total rombongan yang terlihat: 23 orang
Rame banget kan?
Aku pun terkejut, terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Setelah selesai bertransaksi biaya liburan, pempek dan martabak yang dibuat oleh mamanya Ara, kami punselfie menuju kereta yang akan membawa kami menuju Lampung.
Aku pun terkejut, terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Setelah selesai bertransaksi biaya liburan, pempek dan martabak yang dibuat oleh mamanya Ara, kami pun
Suasana di dalam kereta kencana
Kereta yang kami naiki adalah kelas ekonomi AC, cukup nyaman, bersih dan tentunya tidak membolongi kantong kami yang tipis di akhir bulan. Cukup dengan membayar 30 ribu rupiah, kami sudah bisa berpindah dari Palembang menuju Lampung.
Karena wajah kami yang imut-imut, kebanyakan penumpang kereta tersebut menyangka bahwa kami adalah rombongan anak SMA yang sedang berdarmawisata. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 13 jam.
Karena wajah kami yang imut-imut, kebanyakan penumpang kereta tersebut menyangka bahwa kami adalah rombongan anak SMA yang sedang berdarmawisata. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 13 jam.
...13 jam kemudian.
Wajah-wajah imut tersebut berubah menjadi amit-amit.
kenapa?
Karena kami lapar.
Kami kresek kalo lagi laper.
Pempek, martabak, dan bihun buatan mamanya Nina, tak cukup untuk mengisi perut kami selama 13 jam waktu perjalanan.
kenapa?
Karena kami lapar.
Kami kresek kalo lagi laper.
Pempek, martabak, dan bihun buatan mamanya Nina, tak cukup untuk mengisi perut kami selama 13 jam waktu perjalanan.
(kereta berhenti)
Kami pun beranjak turun kereta, tetapi ternyata...
Kami salah stasiun.
...13 jam 10 menit kemudian.
Kami turun dari kereta.
Dari stasiun, kami dijemput oleh pak travel untuk menuju Kiluan. Perjalanan ke Kiluan memakan waktu sekitar 4 jam. Kami sampai di kiluan sekitar jam 3 pagi.
Dari stasiun, kami dijemput oleh pak travel untuk menuju Kiluan. Perjalanan ke Kiluan memakan waktu sekitar 4 jam. Kami sampai di kiluan sekitar jam 3 pagi.
Capek?
Tentu saja.
Tapi rasa lelah itu hilang seketika melihat pemandangan alam yang ada disana.
Dikala subuh menjelang pagi
Dikala pagi waktu dhuha
Pemandangan indah yang jarang sekali kami temui di Palembang membuatku tak henti mengagumi ciptaan-Nya yang sangat luar biasa.
***
Tentunya tak lengkap jika ke Kiluan tanpa melihat lumba-lumba. Yah, hewan satu ini menjadi daya tarik utama jika berwisata ke Kiluan. Kita bisa melihat kumpulan lumba-lumba yang menurut berita adalah kumpulan terbesar di Asia.
***
Tepat pukul 6 pagi, kami bersiap-siap untuk melihat lumba-lumba. Pelampung, masker snorkel, uang 4ribu(untuk ongkos bis pulang kalo nyasar), sudah dipersiapkan.
Kami siap melaju.
#TeamModelHebring
Saat itu cuaca sedang hujan rintik-rintik, tapi cukup untuk membasahi hati yang kering akan kasih sayang. Banyak yang bilang kalau cuaca sedang tidak bagus, biasanya sulit untuk melihat lumba-lumba.
Aku paham.
Aku ngerti.
Mungkin mereka takut kehujanan.
Aku paham.
Aku ngerti.
Mungkin mereka takut kehujanan.
Ditengah Samudra Hindia
Samudra Hindia?
Iya, Samudra Hindia..
Aku tidak tahu bahwa untuk melihat lumba-lumba, kami harus pergi ke sana.
Aku kira mereka ada di sekitar teluk.
Naik perahu (re:ketek) untuk menyeberang dari hulu ke hilir saja aku takut.
Apalagi... Ah sudahlah..
Aku sudah menyerahkan semuanya kepada yang di atas.
Let's enjoy this journey!
Dengan menaiki jukung, kami membutuhkan waktu selama 1 jam untuk mencapai tempat para lumba-lumba berkumpul. Para mamang jukung mengeluarkan insting terbaik mereka dalam menemukan spot terbaik untuk melihat lumba-lumba dari dekat.
Kami sangat terharu melihat kegigihan mereka. *lap ingus*
Kami sangat terharu melihat kegigihan mereka. *lap ingus*
Dan inilah sedikit foto lumba-lumba yang bisa diabadikan oleh saudara Yudhi
Ada cowok mata biru lumba-lumba
Duh, ada Tante Una.. kaburr..
Karena terlalu excited, kami hanya mengambil sedikit gambar, sisanya.. Cukup kami simpan didalam hati.
Setelah puas melihat atraksi lumba-lumba di laut bebas, destinasi selanjutnya adalah Pulau Maimun.
Pulau Maimun adalah pulau yang terletak di seberang Pulau Kelapa.
Pulau Maimun
Suasana di Pulau Maimun cenderung sepi, jadi terasa seperti berada di pulau pribadi. Air laut yang hijau dan pemandangan alam bawah laut yang masih cukup alami membuat saya sedikit menggila.
Yah, maklum saja, ini adalah kali pertama aku melihat dan bermain di pantai.
Biasanya sih main got.
*to be continued*
NB: Pantai Laguna dan Pulau Kelapa akan diceritakan di part ke 2. See you.
5 komentar