Pengalaman Menjadi (Kakak) Guru
11:11Saat aku baru lulus dari sekolah menengah kejuruan..
Awalnya aku tidak berminat untuk melanjutkan ke jenjang yang berikutnya. Mungkin karena orientasi sekolah yang sebelumnya lebih mengarah ke lapangan pekerjaan, jadi aku memutuskan untuk bekerja saja seusai lulus sekolah..
Tak terlintas sedikit pun pikiran untuk kuliah..
Hanya satu yang ingin aku lakukan, yaitu.... menjadi seorang juru masak di rumah sakit.
#6 bulan setelah lulus sekolah
Mencuci piring, menyapu, mengepel, membantu ibu di dapur dan segala macam pelajaran PPKN, aku terapkan di rumah. Niat awal untuk bekerja mendadak perlahan hilang ditelan bumi. Entah karena sudah terlalu nyaman berada di rumah atau juga emang pada dasarnya aku orang yang agak pasif (re: malas). Tetapi semua itu berubah ketika sebuah sms dari temanku masuk ke dalam hapeku. Aku tidak mengerti bagaimana caranya ia masuk, padahal tidak ada pintu disana. Lupakan.
Begini isi smsnya :
Tik, mau ngajar bimbel gak?
Aku pun bingung, bimbang, gelisah, gundah gulana dan galau. Segera aku update status untuk memberitahukan kepada dunia bahwa aku sedang galau, tapi aku baru ingat kalau saat itu hapeku masih N3310 yang belum sekolah. ia belum pintar. Jadi aku batalkan niat hina tersebut.
Aku terus memandangi layar hape , tanpa melakukan suatu gerakan apapun. Aku bingung. Aku tidak bisa mengambil keputusan saat itu, jadi aku putuskan untuk tidak membalas smsnya.
1 hari berlalu..
1 minggu berlalu..
1 bulan berlalu..
Aku mulai melupakan sms tersebut sambil tetap menjalani kehidupan seperti biasanya. Tetapi tiba-tiba suatu hari, aku berpapasan dengan temanku tersebut dan ia masih menanyakan hal yang sama. Akhirnya, dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, aku iyakan permintaannya.
Aku tidak tahu apa yang merasuki jiwaku hingga aku bisa mengiyakan penawarannya. Padahal menjadi guru adalah profesi yang tidak ada di dalam kamusku. Aku dulu pernah berkata bahwa aku tidak akan pernah ingin menjadi guru, karena guru hanya makan sumpah serapah anak-anak muridnya. Karma does exist.
***
Hari pertama saat mengajar terasa canggung, tetapi dikarenakan partner kerja dan bos yang luar biasa baiknya menjadikanku agak betah disana.
Perlahan demi perlahan aku mulai terbiasa untuk mengajar dan berbaur dengan anak-anak. Walaupun aku mulai terbiasa, tetapi aku juga tak luput dari kesalahan.
Kesalahan pertamaku adalah PR matematika siswaku mendapatkan nilai 0.
Aku terkejut.
Aku mulai mengalami krisis percaya diri.
Tetapi karena motivasi dari partner kerja, dapat membuatku bertahan disana dan aku juga memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Karena aku mempunyai minat dalam pelajaran matematika, jadi aku memutuskan untuk mengambil jurusan FKIP Bahasa Inggris.
***
Sempat membuatku jenuh.
Kejenuhan itu mencapai titik puncaknya saat aku berada di tahun ketiga perkuliahan, tepatnya di semester 6. Aku mulai membolos kerja, tapi tidak sering. Aku mulai mencoba beradaptasi dengan teman-teman sekelas, dari yang semula hanya berbicara tentang tugas-tugas kuliah menjadi mulai membahas tentang hal-hal yang lain. persahabatan pun mulai terjalin erat.
Kembali ke masalah pekerjaan..
Dalam mengajar tentunya guru memerlukan murid. Karena semua anak berasal dari orang tua yang berbeda, otomatis mereka mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada bermacam-macam jenis murid yang aku hadapi saat menjadi pengajar. dan nominasinya adalah :
1. Murid Pendiam
Tipe murid yang seperti ini menjadi dambaan para guru les seperti kami, apalagi jika ia mempunyai otak yang encer *bukan es*. Mengajar anak yang seperti ini bisa dibilang dapat menurunkan tekanan darah kami yang semula 160/90 menjadi 120/80.
2. Murid Aktif
Tak lengkap rasanya jika tidak mempunyai murid yang seperti ini. Tipe murid aktif ini terbagi menjadi dua : murid aktif encer dan murid aktif setengah encer. Untuk murid aktif encer, tingkat stres akan berada disekitar 20-30%. Untuk murid aktif setengah encer, diharapkan sebelum mengajar, tidak disarankan untuk makan daging kambing atau terlalu banyak garam. Kosongkan kepala dan letakkan otak anda pada tempatnya.
3. Murid Pendiam dan Aktif
Tipe ini adalah gabungan dari tipe 1 dan 2. Saya harus harap-harap cemas menghadapinya. Ia akan aktif sekali saat
***
Ada satu lagi tips dari saya : Jadilah guru yang memahami anak murid. jangan melihat segala sesuatu berdasarkan sudut pandang kita, karena belum tentu murid kita mengerti. Kita sudah melewati masa itu tetapi mereka belum. Bimbinglah anak murid dengan sepenuh hati. Tak ada sesuatu yang lebih membanggakan selain melihat anak didik kita berhasil. Salam Super!!!
2 komentar